Darah Wahyu Jadi Salah Satu Bukti Di Dapat Polisi Di TKP – Wahyu Jayadi pecahkan kaca dengan batu lantas ambil handphone Sulaiha Djafar yang sudah terbujur kaku karena dicekiknya. Dosen Kampus Negeri Makassar (UNM) itu terluka serta darahnya bertebaran dalam mobil.
Ceceran darah Wahyu melekat dibagian pintu serta sisi dalam mobil warna biru bernomor polisi DD 1472 AM. Darah Wahyu jadi salah satunya bukti yang didapatkan polisi di Tempat Peristiwa Masalah (TKP) untuk membuka aktor masalah pendapat pembunuhan ini.
Polisi lalu lakukan tes DNA. Akhirnya, darah dalam mobil itu sama dengan darah Wahyu yang bergelar Doktor itu. “Tanda bukti ditest DNA. Tanda bukti itu berbentuk darah yang berada di pintu mobil kanan depan serta di mobil. Ada darah punya aktor dan ada bukti yang sama di kuku punya korban serta kuku punya aktor,” kata Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga waktu terlibat perbincangan dengan detikcom, pada Senin 25 Maret 2019.
Shinto mengutarakan tangan aktor terluka karena terserang pecahan kaca mobil. “Aktor cemas serta mencari tempat untuk tinggalkan mobil di TKP depan Gudang Perum Bumi Zarindah. Pascaparkir, aktor pasangkan seatbelt ke leher korban, turun dari mobil dalam keadaan mobil sentra lock serta kunci di tinggal di jok driver,” tutur ia.
Akan tetapi sesudah kendaraan digembok, aktor sadar jika handphone korban masih tetap di hingga aktor ke bagian pintu korban, serta melempar batu hingga kaca pecah serta lantas meneruskan ambil mengambil handphone korban. Wahyu disangka membuat pembunuhan ini seolah-oleh Sulaiha jadi korban perampokan.
“Aktor terkena pecahan kaca pada tangan hingga tangan aktor alami luka serta mengeluarkan darah,” paparnya.Masalah pembunuhan Sulaiha yang disebut istri petinggi Dinas Kehutanan Pemkab Barru ini selalu diusut polisi. Polisi lakukan pendekatan Scientific Criminal Investigation dalam membuka masalah ini.
“Kurangnya saksi yang lihat tindakan materiil bagaimana terduga aniaya korban disikapi dengan pendekatan scientific crime investigation yang sediakan bukti-bukti ilmiah tidak hanya info saksi-saksi,” tutur ia.
Wahyu sudah sah diputuskan menjadi terduga serta ditahan sesudah polisi lakukan titel masalah pada Sabtu 23 Maret 2019. Wahyu mengakui membunuh Sulaiha yang disebut rekan sekantornya. Wahyu mencekik Sulaiha sampai meninggal selesai bercekcok permasalahan pekerjaan. Sulaiha didapati terdaftar menjadi pegawai UNM sisi rumah tangga.
Wahyu terancam juga dikeluarkan dengan tidak hormat oleh universitas. Dari info yang dikumpulkan, Wahyu adalah tenaga pengajar di Fakultas Pengetahuan Keolahragaan UNM. Wahyu pun mengepalai unit instansi di universitas itu.
Kelak jika telah tiba di pengadilan serta itu dikatakan inkrah ketetapan pengadilan, sikap kami sebagai pimpinan akan ambil langkah sama dengan ketentuan perundangan yang laku. (Ia) menjadi ASN, jadi kami juga bakal pecat. Pecat menjadi PNS dengan tidak hormat. Jadi tidak ada hak-haknya untuk di terima setelah itu,” tutur Rektor Kampus Negeri Makassar Husain Syam, Senin (25/3/2019).
Jenazah Sulaiha diketemukan masyarakat Dusun Japing, Desa Sunggumanai, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, dalam satu mobil berwarna biru, pada Jumat 22 Maret 2019 seputar jam 08.00 Wita. Waktu diketemukan, leher mayat itu terlibat sabuk pengaman. Sulaiha didapati mempunyai 3 anak.