Janda Cantik Dibunuh Di Dalam Mobil – Polisi menyelenggarakan rekaulang perkara pembunuhan janda cantik, Supartini dengan terduga Nasrun, kekasihnya sendiri, Jumat (3/8).
Rekonstruksi dilaksanakan di beberapa tempat dengan keseluruhan 71 adegan, termasuk juga di ruangan perkebunan Jalan TPA Ganet, Tanjungpinang.
Dengan cara runtut, dari mula sampai akhir, adegan per adegan mendeskripsikan bagaimana pemeran menghabisi nyawa korban terus membuangnya di Jembatan Sei Wacopek, Tanjungpinang.
Sebelumnya pemeran memanfaatkan mobilnya menjemput korban di Jalan Bakar Batu. Korban terus dibawa ke perkebunan buat dihabisi.
Sehabis datang di perkebunan, korban yg kala itu hamil dua bulan, diperintah tunggu di mobil, sesaat pemeran ambil kayu serta bantal jadi alas biar darah korban tak tercecer. Kayu serta bantal itu udah di sediakan di mobil.
Sehabis korban turun dari mobil, pemeran secara langsung menghantam belakang kepala korban sejumlah kedua kalinya memanfaatkan kayu. Korban lantas terjatuh di tanah serta pemeran kembali memukul muka korban 3 kali.
”Pada adegan ke-14 sampai 19 yg bikin korban gak sadarkan diri serta meninggal dunia gara-gara lima kali pukulan, ” kata Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang AKP Dwihatmoko Wiraseno di area rekonstruksi.
Menyaksikan korban udah bersimbah darah, pemeran ambil karung serta tali yg udah disajikan buat mengikat serta membungkus badan korban. Sesudah itu, pemeran membawa korban bersama-sama bantal ke mobil serta membawanya ke daerah Senggarang buat dibuang ke sungai dibawah jembatan.
Paham air sungai surut, pemeran mengurungkan maksudnya. Terus pemeran membawa jasad korban serta membuangnya di Jembatan Sei Wacopek melalui langkah melemparkan korban dari atas jembatan.
”Pelaku pernah buang bantal yg berlumuran darah korban serta telpon seluler korban di daerah Batu 13 dekat Hotel Aston, ” kata Kasat.
Sehabis memperlancarkan perbuatan pembunuhan itu, pemeran kembali lagi tempat tinggalnya di Jalan Ganet Tanjungpinang. Terus pemeran membasuh mobil buat menghilangkan darah korban yg tercecer didalam mobil.
Menyaksikan adegan per adegan rekontruksi pembunuhan sadis itu, kata Dwihatmoko, Nasrun dijaring clausal 340 KUHP terkait Pembunuhan Memiliki rencana dengan ancaman hukuman mati serta clausal 338 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
”Dari hasil rekonstruksi, udah tergambar bagaimana rencana pembunuhan yg dilaksanakan pemeran, ” kata Dwihatmoko.
Awal kalinya dikabarkan, Nasrun diputuskan polisi jadi pemeran tunggal pembunuhan Supartini. Pemeran mengakui menghabisi janda beranak satu itu seseorang diri serta beralibi korban mememohon lekas dibunuh sebab malu udah hamil diluar nikah.
Dua hari sehabis pembunuhan sadis itu, mayat korban diketemukan penduduk mengapung di sungai Jembatan Sei Wacopek dengan situasi yg menggenaskan.