Home / Berita Umum / Jokowi Dan Prabowo Minim Trobosan Politik Luar Negeri

Jokowi Dan Prabowo Minim Trobosan Politik Luar Negeri

Jokowi Dan Prabowo Minim Trobosan Politik Luar Negeri – Capres nomer urut 01, Joko Widodo (Jokowi), serta calon presiden nomer urut 02, Prabowo Subianto, yang sedang berkompetisi dalam Pemilihan presiden 2019 mempunyai pendekatan yang berlainan dalam lihat kebijaksanaan luar negeri yang baik buat Indonesia. Tetapi, kedua-duanya belum mempunyai terobosan di samping cuma menjaga prinsip bebas aktif.

Lepas dari visi semasing calon presiden yang berlainan, siapa saja yang dipilih nanti kemungkinan tidak bawa pergantian relevan pada politik luar negeri Indonesia.

Menurut Kepala Departemen Jalinan Internasional Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Shafiah Muhibat, kebijaksanaan politik luar negeri RI berkaitan karena sudah tertuang dalam undang-undang.

“Mungkin untuk pendekatan ke desas-desus tersendiri itu yang kelak akan menarik memandangnya sebab semasing calon presiden punyai pendekatan berlainan,” kata Shafiah di Jakarta, Senin (1/4).
Lihat :Komnas HAM Menyayangkan Rumor Palestina Tidak Disinggung Waktu Debat
Dosen Jalinan Internasional Kampus Indonesia, Yandry Kurniawan, memandang dari pemaparan dalam debat, tidak kelihatan usaha dari ke-2 calon untuk berupaya mengangkat ide kebijaksanaan luar negeri baru yang menandingi kebijaksanaan politik bebas aktif Indonesia.

“Jika kita lihat dalam dokumen visi misi, ke-2 calon presiden selalu mengulang-ulang politik bebas aktif. Ini akan jadi basic politik luar negeri Indonesia,” sebut Yandry.
Lihat :Kemlu Sangkal Klaim Prabowo Masalah Indonesia Tidak Dihargai Dunia

Pendekatan Ekonomi serta Militer

Shafiah memandang dalam debat calon presiden ke empat pada Sabtu (31/3) lalu, Jokowi jual ide diplomasi melalui ekonomi. Menurutnya hal tersebut menunjukkan Jokowi pilih pendekatan dengan beberapa negara tetangga dengan lunak.

Namun, Shafiah memandang visi Jokowi kali cukuplah berlainan dari 2014 kemarin. Waktu itu, Jokowi mengangkat inspirasi Indonesia jadi poros maritim dunia, yang dalam debat tempo hari tidak disinggung.

Saat ini malah berlainan, Jokowi lihat jalinan internasional harus juga diimbangi dengan pembangunan tehnologi, keamanan siber,” kata Shafiah.

“Jadi prioritas politik serta jalinan luar negeri itu menurut Jokowi tidak disaksikan hanya dari teritori, jauh atau dekat, dan juga disaksikan dari seberapa jauh negara itu mempunyai tehnologi yang maju,” tutur Shafiah.
Lihat :Retorika Abstrak Prabowo serta Style Normatif Jokowi waktu Debat
Sedang Prabowo, kata Shafiah lebih memprioritaskan bagaimana Indonesia dapat mengawasi keutuhan daerah. ia memandang Prabowo masih mengukur kemampuan serta dampak satu negara dalam kerangka jalinan internasional lewat kedigdayaan persenjataan, daripada diplomasi.

“Jadi menggarisbawahi jika lebih penting menjaga kebutuhan nasional seperti teritori dibanding merajut diplomasi serta jalinan baik dengan beberapa negara,” tutur Shafia.

Yandry memandang pendekatan Prabowo pada politik luar negeri begitu realis.

Hal itu, kata Yandry, kelihatan saat Prabowo memandang jika “diplomasi senyum-senyum” kurang diaplikasikan Indonesia untuk bertahan dalam kancah politik global.

Prabowo, tuturnya, lihat utamanya kemampuan militer dalam tempatkan tempat Indonesia di arena dunia.

About admin