OTT Yang Bikin Gedung DPRD Kota Malang Sepi – Keadaan lenggang nampak nampak di Gedung DPRD Kota Malang. Gedung berlantai tiga yang cuma berseberangan dengan Balai Kota Malang bertempat di Bundaran Tugu, tidak nampak anggota DPRD datang ke kantor.
Cuma Aparatur Sipil Negara (ASN) berdinas dirumah wakil rakyat itu yang nampak mondar mandir mobilisasi kesibukan kerja hari ini.
Tidak cuman mereka, nampak juga beberapa office boy serta cleaning service. Barangkali ini, merupakan hal umum, dikarenakan beberapa anggota DPRD datang ke kantor, selagi ada kerjaan kerja.
Ada 18 anggota DPRD Kota Malang diputuskan KPK jadi tersangka dalam masalah korupsi bahasan APBD-P th. 2015. Diantaranya calon wali kota Yaqud Ananda Gudban, KPK juga menentukan wali kota non aktif Moch Anton juga calon wali kota di Pilwali Malang 2018 jadi tersangka, dikarenakan dikira berikan hadiah pada 18 anggota DPRD.
Tidak satupun ASN pengen berkomentar masalah penetapan tersangka itu. ” Seandainya agenda kerja ada sebetulnya, yaitu Laporan Pertanggung Jawaban Wali Kota th. 2017 di minggu ini, ” ungkap Sekretaris DPRD Kota Malang Bambang Suharijadi pada wartawan di Gedung DPRD Kota Malang Jalan Tugu, Kamis (22/3/2018) .
Bambang mengakui, kinerjanya cuma menunjang agenda kerja beberapa wakil rakyat dalam melaksanakan pengawasan, bugeting, serta kebutuhan beda DPRD.
” Terkecuali itu, bukan hanya wewenang kami. Apakah segala anggota DPRD masuk kerja atau tdk, dapat memandang dari absensi atau mereka punya agenda kerja luar, ” katanya.
Lebih kurang 45 orang tertulis jadi anggota DPRD Kota Malang. 18 Anggota dewan waktu ini diputuskan jadi tersangka. Dari 18 orang itu sebagai unsur pimpinan, ketua fraksi, serta ketua komisi.
Bambang mengaku, hampir segala anggota DPRD duduki alat kelengkapan DPRD berstatus tersangka. Meskipun belum pula terima salinan atas penetapan itu, Bambang mengetahuinya dari mass media.
” Saya jadi tahu dari media. Dahulu memanglah sempat dimintai data oleh penyidik, diantaranya SK anggota Banggar (tubuh aturan) th. 2015, serta APBD-Perubahan dengan th. yang sama, ” tukasnya.
Perkara ini bermula dari operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada Ketua DPRD Malang 2014-2019 M Arief Wicaksono serta Kadis PU Malang 2015 Jarot Edy Sulistiyono. Keduanya juga waktu ini sudah melakukan sidang di Pengadilan Tipikor Surabaya.
KPK selanjutnya meningkatkan masalah ini serta menentukan 19 orang tersangka yakni Anton sebagai Wali Kota Malang 2013-2018 dan 18 anggota DPRD periode 2014-2019. KPK mengatakan Anton memberikannya suap Rp 700 juta ke Arief lewat Jarot. Seterusnya, Arief dimaksud membagikan Rp 600 juta ke beberapa anggota DPRD Malang.
Apabila dirangkum, ada 3 politikus PDIP, 4 PKB, 1 Gerindra, 3 Demokrat, 2 PAN, 1 PPP, 1 Hanura, serta 3 Golkar. Selanjutnya bukti diri lengkapnya :
1. Moch Anton – Wali Kota Malang
2. Suprapto – Anggota DPRD Malang – PDIP
3. HM Zainuddin – Wakil Ketua DPRD Malang – PKB
4. Sahrawi – Anggota DPRD Malang – PKB
5. Salamet – Anggota DPRD Malang – Gerindra
6. Wiwik Hendri Astuti – Wakil Ketua DPRD Malang – Demokrat
7. Mohan Katelu – Anggota DPRD Malang – PAN
8. Sulik Lestyowati – Anggota DPRD Malang – Demokrat
9. Abdul Hakim – Anggota DPRD Malang – PDIP
10. Bambang Sumarto – Anggota DPRD Malang – Golkar
11. Imam Fauzi – Anggota DPRD Malang – PKB
12. Syaiful Rusdi – Anggota DPRD Malang – PAN
13. Tri Yudiani – Anggota DPRD Malang – PDIP
14. Heri Pudji Utami – Anggota DPRD Malang – PPP
15. Hery Subiantono – Anggota DPRD Malang – Demokrat
16. Ya’qud Ananda Gudban – Anggota DPRD Malang – Hanura
17. Rahayu Sugiarti – Anggota DPRD Malang – Golkar
18. Sukarno – Anggota DPRD Malang – Golkar
19. H Abd Rachman – Anggota DPRD Malang – PKB