Saham PT Tiga Pilar Sejahtera Terjun Bebas – Saham PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk sebagai induk usaha dari PT Indo Beras Unggul (IBU) yang digerebek polisi, terjun bebas sampai mendekati 25 % pada Jumat (21/7/2017) kemarin.
Saham emiten berkode AISA itu persisnya turun 24, 92 % di urutan Rp 1. 205 atau turun 400 point dari perdagangan waktu pagi yang masih tetap ada di Rp 1. 605 per saham.
Bahkan juga pada ini siang, saham emiten berkode AISA ini masih tetap meneruskan pelemahan. Diakhir session I, saham Tiga Pilar melemah 4, 98 % di urutan Rp 1. 145 per saham.
Menyikapi itu, Direktur Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk, Sjambiri Lioe mengemukakan kalau pihaknya juga akan selekasnya mengadakan public expose keesokan hari, Selasa (25/7/2017) di Bursa Dampak Indonesia (BEI).
” Public expose besok. Jamnya pagi seinget saya. Disini saya isi acara karna miliki pengalaman go public, ” kata Sjambiri di Jakarta, Senin (24/7/2017).
Disamping itu, Direktur Paling utama BEI, Tito Sulistio mengemukakan kalau atas masalah itu pihaknya tidak ikut serta.
” Adakah akibat pada keberlangsungan hidup perseroan. Nyatanya dari persentasi pendapatan, ini kan anak perusahaan tidaklah terlalu beresiko, ” kata Tito.
Sekarang ini pihaknya juga tengah mendalami masalah yang tengah menjerat emiten AISA itu untuk memastikan kebijakan setelah itu.
” Kami kembali tekuni, kami minta mereka terpaling lambatnya besok public expose biarlah investor yang mengambil keputusan, ” tutup Tito.
Terlebih dulu, analis First Capital David Nathanael memperkirakan masalah yang menghantam AISA juga akan buat kemampuan perusahaan jadi pincang. Karenanya, dia mengkalkulasi, harga saham AISA dapat turun menggapai Rp 1. 000 per lembar saham.
Ia juga merekomendasikan investor untuk jual kepemilikan saham AISA lebih dahulu, kendati rugi, lepas dari salah atau tidaknya PT IBU. Walau sebelumnya ada masalah ini, David cukup mereferensikan saham ini.
Tetapi, David tidak dapat memperkirakan bagaimana sesudah masalah ini usai. Meskipun kemampuannya lebih baik, mungkin saja orang masih tetap menyimpan tidak percaya pada perusahan ini.