Sampai Ke Thailand Untuk Mencari Ikan Cupang – Pengagum cupang asal Lamongan Anto Juher Purwanto share panduan langkah membudidayakan ikan hias itu. Dari mulai daun ketapang yang dapat dipakai untuk percantik warna cupang sampai masalah induk dari Thailand.
“Jika dahulu dicari untuk diadu, saat ini ikan cupang dicari untuk jadikan hiasan aquarium, untuk makin percantik rumah,” kata Anto waktu terlibat perbincangan dengan detikcom, Minggu (27/1/2019).
Bermula dari hobinya pelihara cupang, Anto pada akhirnya jadi salah satunya pembudidaya ikan hias itu. Bahkan juga dia ikhlas terbang ke Thailand cuma untuk memperoleh induk cupang yang diharapkan.
Menurut dia, induk cupang dari Thailand mempunyai banyak type seperti Plakad Koi Nemo, Emerald Candy, Nemo Galaxy, Candy Galaxy, Nemo Cooper serta Black Samurai.
“Harga beragam dari mulai Rp 100 ribu sampai Rp 800 ribu,” tutur Anto yang telah melakukan bisnis ikan cupang saat 2 tahun.
Menurut Anto, budidaya cupang dapat dikerjakan dengan simpel. Yaitu dengan memerlukan beberapa ember serta aquarium.
“Perawatan ikan cupang sendiri begitu gampang, beda dengan ikan yang lainnya yang memerlukan perputaran hawa atau yang lain. Dapat di taruh di mana saja, yang terpenting perawatan serta makanan sehari-hari dan kebersihan air,” lebih Anto.
Untuk mengembangbiakkan cupang, satu ekor betina serta jantan berusia 4-6 bulan dimasukkan ke ember yang dikasih isolasi menjadi tempat produksi. Sesudah dimasukkan, sepasang ikan itu mesti masih dalam pengawasan supaya tidak sama-sama serang.
“Jika tidak ada perkelahian tentu saja esok harinya telor telah melekat di isolasi serta ikan mesti diambil sebab jika dilewatkan dapat rusak serta dikonsumsi indukan,” sambungnya.
Sesudah berumur 1 minggu, ikan itu di taruh dalam bak besar serta dikasih makan kutu air. Akan tetapi bila usianya telah sampai sebulan, anak cupang telah bisa dikasih cacing sutra. Setelah dua bulan berlalu, cupang-cupang itu bisa makan cacing beku serta udang yang dihaluskan.
Menurut Anto, seni budidaya cupang terdapat pada usaha jadikan ikan-ikan itu tumbuh dengan warna-warni yang menarik. Supaya cupang-cupang peliharaannya memanjakan mata, dia sering menyimpan daun ketapang di aquarium.
“Untuk dapat memperoleh warna yang cerah serta bermacam, saya memakai daun Ketapang kering yang dimasukkan langsung ke aquarium saat dua sampai tiga hari. Baru sesudah itu dikerjakan pergantian air,” kata Anto yang keseharian berdinas di Sisi Humas serta Protokol Pemkab Lamongan.
Anto mengakui, proses pengembangbiakan yang paling akhir membuahkan seputar 400 ekor cupang. Akan tetapi yang dapat bertahan hidup sampai terjual cuma 100 ekor. Menurut dia, dia terhalang cuaca yang termasuk panas pada beberapa waktu kemarin.
Bukan sekedar di Lamongan, cupang hasil budidaya Anto pun telah tiba ke Tuban, Bojonegoro serta Gresik. Bahkan juga sampai ke Boyolali, Jakarta serta Serang Banten.
“Pengiriman ke tempat yang jauh diperlukan waktu saat tiga hari, serta sebab ikan ini begitu kuat serta tahan lapar, tentu masih tetap hidup saat sampai dalam tempat langganannya,” imbuhnya.
Sekarang Anto mulai kehabisan tempat meningkatkan usaha yang hobinya itu. Bahkan juga beberapa ekor cupang ukuran kecil ditempatkan di toples sisa permen sebab telah mulai kehabisan wadah.
Masalah harga, Anto menyebutkan type Nemo Cooper serta Black Samurai menjadi yang termahal. Harga nya dapat sampai beberapa ratus ribu rupiah.
“Sangat mahal sendiri ikan cupang type Nemo Cooper di harga Rp 800 ribu sedang Black Samurai harga nya Rp 400 ribu,” pungkas Anto.