BPN Prabowo-Sandiaga Menilai Cuitan Bos Bukalapak Perihal Hal Yang Wajar – Tim Jokowi memandang cuitan bos Bukalapak, Achmad Zaky, berkesan melupakan usaha Jokowi yang sering menolong mempromokan upayanya. Tubuh Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menyebutkan TKN lebay serta memandang cuitan Achmad Zaky adalah perihal yang wajar.
“Tim TKN diharap janganlah lebay serta seakan anti-kritik menagggapi cuit CEO Bukalapak. Sampai kini mereka seringkali mengkritik serta bahkan juga melemparkan dakwaan negatif pada pihak lainnya yang tidak memberi dukungan Jokowi, tapi giliran ada masukan mengapa harus gusar?” kata anggota team Advokasi serta Hukum BPN Prabowo-Sandi, Habiburokhman, dalam pesan singkat yang di terima, Jumat (15/2/2019).
“Tidak ada yang salah dengan cuit CEO Bukalapak, menjadi aktor bisinis pasti ia memahami apakah yang dikatakannya masalah biaya riset serta peningkatan, diluar itu sekarang ini memang kita tengah mengadakan moment Pemilu. Pokok cuit itu simpel sekali yakni bagaimana presiden hasil Pemilu ini tingkatkan biaya riset serta peningkatan,” tuturnya.
Juru Bicara BPN Andre Rosiade menyebutkan data yang dikatakan Achmad Zaky tentang biaya research and development (R&D) benar terdapatnya.
“Utamanya pengakuan Zaky itu benar, jika rezim pak Jokowi itu biaya penelitian jaman pak Jokowi itu cuma sebesar 0,9% dari APBN itu data 2017, seputar 24 triliun, angka sangat kecil bila dibanding dengan Singapura yang sampai 2,1 % APBN-nya,” papar Andre, Kamis (14/2) malam.
“Jadi utamanya, apakah yang dikatakan Zaky itu tidak salah, keterpihakan pemerintah itu mesti tampak dari biaya yang disediakan, utamanya memang benar ada yang kurang dari dana penelitian pemerintah, jadi bagaimana Indonesia naik kelas jika biaya risetnya kurang, kan tidak ada yang salah,” paparnya.
Andre pun menjelaskan data yang diuraikan Zaky dalam cuitannya jelas serta tidak dibuat-buat. Menurut dia, Indonesia yang waktu depannya di tangan ekonomi digital sebaiknya memerhatikan kritik-kritik yang bangun sepeerti masukan Zaky pada dana R&D.
“Nah pak Prabowo akan pelajari ini, dan akan memsatikan untuk masukan sodara Zaky dapat kita mewujudkan jika dana R&B ke depan memang seharusnya disediakan pemerintah, karena itu kebijaksanaan kita diantaranya tax ratio lebih APBN kita, hingga pemerintah miliki dana cukuplah penelitian and development. Jadi kita netral, yang dikatakan Zaky itu benar, jika dananya memang kurang, kan kasihan anak muda ini miliki hari esok, miliki usaha, startup bagus, tidak diduga masukan netral lantas ada pergerakan uninstall Bukalapak, saya duga kritiknya begitu netral, logis, serta bangun,” katanya.
Awal mulanya, cuitan Zaky yang menyentuh ‘presiden baru’ mengakibatkan timbulnya tagar #uninstallbukalapak, yang jadi trending topic. Cuitan itu sekarang telah dihapus Zaky. Dalam cuitannya itu, Zaky menyebutkan omong kosong industri 4.0 bila biaya research & development (R&D) Indonesia masih tetap jauh dibanding negara lainnya. Dalam data yang ia berikan, Indonesia jauh ketinggalan dari Singapura serta Malaysia.
“Omong kosong industri 4.0 jika biaya R&D negara kita kaya gini (2016, in USD) 1. US 511B 2. China 451B 3. Jepang 165B 4. Jerman 118B 5. Korea 91B 11. Taiwan 33B 14. Australia 23B 24. Malaysia 10B 25. Spore 10B 43. Indonesia 2B. Mudah2an presiden baru dapat naikin,” catat Zaky di cuitannya.