Home / Berita Umum / Jokowi Menuturkan Bukan Tidak Ada Kasus Karhutla Tapi Menurun

Jokowi Menuturkan Bukan Tidak Ada Kasus Karhutla Tapi Menurun

Jokowi Menuturkan Bukan Tidak Ada Kasus Karhutla Tapi Menurun – Calon presiden 01 Joko Widodo meralat pengakuan berkaitan kebakaran rimba serta tempat dalam debat calon presiden. Jokowi menjelaskan, bukan tidak ada masalah karhutla, tetapi alami penurunan. Itu dikatakan pascadebat ke-2 terwujud.

Team Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf mengatakan, sikap Jokowi itu tunjukkan ciri-ciri seseorang pemimpin. Jokowi berani mengklarifikasi data yang dikatakan awal mulanya menjadi bentuk kejujuran.

“Pemimpin itu mesti berkata jujur serta benar. Ia mengatakan ada kekeliruan, ya dikoreksi. Itu manusiawi saja menurut saya,” tutur Juru bicara TKN Zuhairi Misrawi di Jakarta, Selasa (19/2).

Poltisi PDI Perjuangan itu menjelaskan Jokowi membuka data yang mendekati kebenaran waktu bertemu dengan Prabowo Subianto. Zuhairi menyoroti ketidaksamaan pada Jokowi serta Prabowo. Calon presiden jagoannya berani tunjukkan data. Sedang Prabowo cuma beretorika.

Sesaat, ia menuturkan, kerangka pengakuan kebakaran rimba ialah bagaimana pemerintahan Jokowi turunkan angka kebakaran rimba serta tempat.

Perumpamaannya, data karhutla masa Jokowi turun dibanding masa presiden awal mulanya. Kata Zuhairi itu sebab Jokowi ingin menindak aktor karhutla.

“Itu saya duga tidak cuma wawasan, tetapi publik benar-benar rasakan dari apakah yang telah dikerjakan oleh Pak Jokowi,” katanya.

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno memandang langkah Jokowi pas mengkoreksi kekeliruan data. Menurut dia sikap gentleman itu pantas dihargai.

Kenapa demikian, Adi menjelaskan langkah Jokowi itu tunjukkan sikap kenegarawanan. Pemimpin, ia teruskan, tidak bisa apriori, menang sendiri, serta terasa salah.

Karena itu, Adi memandang simpatisan Prabowo serta penduduk luas dapat menyadari kekeliruan data Jokowi. Sebab sifatnya manusiawi, dapat salah ucap. Ditambah lagi, dalam debat calon presiden dikasihkan waktu yang sempit, membuat Jokowi tidak utuh berikan data.

“Sebab beberapa hal yang perlu diingat, ada empat rumor penting yang semuanya begitu memerlukan backup data. Jadi lumrah jika kepleset atau ada penyebutan data yang cukup salah. Yang terpenting kan ada usaha untuk menuturkan pada publik jika data itu telah dipertunjukkan, walau lalu dikoreksi. Berarti data itu ialah satu instrumen untuk mengukur apa calon ini miliki suatu yang dapat dipertanggungjawabkan ataukah tidak,” jelas Adi.

Ia juga ikut memperbandingkan penyampaian Prabowo dlaam debat. Menurut Adi, bekas danjen kopassus itu sangat bernarasi perihal yang besar, tetapi minim data.

“Daripada menararasikan suatu yang besar tapi tidak dapat diukur. Saat bicara mengenai Indonesia dikuasai oleh asing. Satu % orang kaya hampir sama juga dengan separuh orang di Indonesia apakah datanya? Lan tidak dapat diukur. Memang minus kekeliruan, tetapi ngomongnya itu seolah-olah di ruangan hampa. Saat bicara mengenai ketimpangan sosial, berapakah prosesntasi ketimpangannya, kan kita tidak tahu,” katanya.

Awal mulanya, Jokowi meluruskan pengakuannya yang menyebutkan saat tiga tahun paling akhir tidak sempat berlangsung kebakaran rimba. Menurut dia, kebakaran masih ada cuma jumlahnya telah alami penurunan.

“Berarti bukan tidak ada. Turun mencolok, turun 85 % lebih,” kata Jokowi di Pandeglang, Banten, Senin (18/2).

Ia menjelaskan sekarang ini pihaknya bisa mendesak angka kebakaran rimba serta tempat. Lalu, katanya, sekarang ini tidak lagi ada permasalahan asap yang seringkali dikomplain oleh Singapura serta Malaysia.

“Aduan dari negara tetangga dalam tiga tahun ini, Singapura, Malaysia bisa disebutkan tidak ada protes benar-benar. Itu yang kita maksudkan,” papar Jokowi.

About admin