Kemunculan Hiu Blacktip Di Pantai Peninsula Bikin Ramai Di Nusa Dua Bali – Nusa Dua, Bali ramai sebab munculnya hiu blacktip di Pantai Peninsula. Timbulnya hiu-hiu ini sebab terdapatnya upwelling pada musim pengalihan. Apakah itu?
Munculnya hiu blacktip di Nusa Dua, Bali, viral di sosial media. Gerombolan ini ada di hari Selasa (20/8) sampai ini hari, Kamis (22/8). Munculnya hiu-hiu ini bukan tanpa ada alasan.
Dharmadi dari Tubuh Analisa Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan serta Perikanan (BRSDMKP). Katanya hiu blacktip ada sebab upwelling.
“Kelimpahan nutrien akan mengundang gerombolan ikan-ikan pelagis untuk mengkonsumsinya. Kehadiran ikan pelagis akan mengundang perhatian barisan hiu untuk memangsanya,” tutur Dharmadi.
Hiu blacktip adalah ikan yang hidup di seputar karang yang relatif dangkal. Hiu ini jadikan ikan pelagis kecil jadi makanan. Ikan pelagis ialah biota yang hidup di permukaan kolom air di antara 0-200 mtr. atau ada di ruang pasang surut.
“Kemungkinan walau tidak lama tetapi satu waktu akan ada kembali,” lebih Dharmadi.
Lalu, apakah itu upwelling?
Upwelling ialah pengangkatan massa air dari susunan dalam ke susunan permukaan laut. Pengangkatan massa air ini kaya nutrien serta mineral. Bagaimana proses pergerak upwelling di Nusa Dua?
“Sebabnya ialah terdapatnya angin dingin serta kering dari atas benua Australia bergerak mengarah Barat laut. Angin dingin serta kering itu seringkali dikatakan sebagai Angin Tenggara, oleh orang Indonesia,” tutur Widodo Pranowo, Periset Madya Bagian Oseanografi Terapan, Pusat Analisa Kelautan, Kementerian Kelautan serta Perikanan.
Angin dari arah Tenggara ini saat berjumpa dengan daratan Pulau Jawa sampai Lombok, NTB. Selanjutnya angin dibelokkan oleh style Coriolis mengarah Selatan menjauhi pesisir.
“Susunan permukaan air juga terbawa menjauhi pesisir, selanjutnya beberapa massa air dari susunan yang lebih dalam naik isi kekosongan susunan permukaan itu. Kejadian itu yang dinamakan jadi Upwelling,” jelas Widodo.
Intensif kemampuan upwelling serta lama periode (waktu) upwelling dapat beragam. Ini bergantung dari adakah dampak hubungan laut-atmosferik antar tahunan yang seperti El Nino, La Nina serta Indian Ocean Dipole (IOD).
“Pada tahun 2019 ini berlangsung El Nino bertepatan dengan Angin Monsoon Tenggara yang dingin serta kering, hingga menyebabkan kekeringan di daratan Pulau Jawa serta sekelilingnya,” papar Widodo.
Tapi kebalikannya, El Nino bawa keberkahan di laut, dimana intensif upwelling makin bertambah. Upwelling ini bawa nutrien yang dibutuhkan fitoplankton untuk tumbuh serta berkembang. Seterusnya zooplankton ikut melimpah.
“Proses rantai makanan seterusnya dilanjutkan dengan munculnya ikan-ikan mikronekton yang disenangi oleh ikan pelagis kecil serta mamalia laut yang lain pemakan ikan-ikan kecil itu, seperti hiu blacktip,” kata Widodo.
Angin tenggara yang kering serta dingin ini, selanjutnya digunakan juga oleh warga pesisir di Madura serta sekelilingnya untuk menghasilkan garam. Hingga umumnya Mei dipakai jadi waktu persiapan tempat tambak garam, Juni sampai Oktober untuk waktu produksi garam.
Upwelling di selama laut Selatan Jawa sampai Lombok, NTB, selalu berjalan dari Juni sampai Oktober. Mungkin, hiu-hiu ini akan ada kembali untuk memburu ikan pelagis di Nusa Dua.