Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi meyakinkan, bersedia terima siapa juga yang bertamu di kantornya, kompleks Istana Kepresidenan. Termasuk juga, lanjut dia, banyak pejabat atau pimpinan partai politik
” Ya bila mengusulkan pertemuan ke Istana, siapa juga saya terima. Siapa saja, ketemu saja kok, masa tidak bisa, ” kata Jokowi di Stasiun MRT Senayan, Jakarta, Rabu (7/3/2018)
Walau terima siapa juga di Istana, Jokowi memohon supaya mengemukakan permintaan jadwal pertemuan terlebih dulu pada Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. Sebab, kata dia, Mensesneg yang mengatur jadwal aktivitas Kepala Negara.
” Saatnya yang mengatur itu Mensesneg, Istana itu untuk semua rakyat, semua orang-orang, cuma terkadang penataan saatnya itu, tapi bila tdk diserahkan Mensesneg tdk dapat ngatur saatnya kan, ” ucap Jokowi.
Terlebih dulu, sepanjang dua minggu paling akhir Jokowi disambangi banyak pejabat partai politik di Istana Kepresidenan. Salah satunya seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI) , Partai Perindo, serta Partai Demokrat.
Terlebih dulu, pertemuan pada pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan Presiden Jokowi di Istana beberapa lain waktu jadi perhatian beberapa pihak. Sebab, PSI dimaksud mengulas terkait pemenangan Jokowi untuk Pilpres 2019.
Ketua Umum DPP PSI Grace Natalie sudah mengklarifikasi masalah pertemuan partainya dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, yang terakhir memetik pro serta kontra dikarenakan dimaksud mengulas pilpres di sela jam kerja Presiden.
” Ada asumsi yang kurang pas tentang pertemuan DPP PSI dengan Presiden Jokowi di Istana Negara pada Kamis 1 Maret 2018. Pertemuan itu merupakan ide DPP PSI yang memohon pertemuan dengan Presiden untuk mengulas kendala kebangsaan serta negara, ” terang Grace dalam info tertulis di Jakarta, Sabtu 3 Maret 2018.
Menurut Grace, Presiden Jokowi penuhi keinginan itu lantaran perduli dengan pendidikan politik kelompok muda. ” Kendala kebangsaan serta negara sebagai concern kami terlebih merupakan kendala korupsi serta intoleransi, ” kata Grace.
” Karena korupsi serta intoleransi selalu berjalan mendekati Hari H pemilu, jadi pemilu kita terancam jadi tidak berkwalitas, ” tambah dia seperti diambil Pada.
Tentang support kepada Jokowi pada Pilpres 2019, Grace menyatakan kalau sejak mulai awal PSI memanglah mensupport Presiden Jokowi. Tetapi dia menyatakan PSI bakal bekerja untuk menjadi pemenang Jokowi di periode ke-2 lewat pemilu berkwalitas, bukanlah dengan menghalalkan semua langkah.
” Presiden Jokowi tdk bisa di turunkan lewat cara tdk bermartabat, juga tidak bisa menang lewat cara sekian, ” kata dia.